Kamis, 27 November 2008

Kesempurnaan Yang Tidak Sempurna

Banyak orang yang menafsirkan arti kata “sempurna” adalah tanpa cacat, tanpa salah, tanpa noda, dan tanpa tanpa lainnya, padahal secara logika kita hidup di dunia yang jelas-jelas tidak sempurna. Kenapa?karena dunia ini bukanlah suatu tempat kesempurnaan. Saya sering bertemu dengan teman-teman saya yang bisa dikatakan perfeksionis dalam segala hal, mulai dari urusan kuliah sampai urusan perlengkapan mandi. Kadang juga ada perasaan lelah berada ditengah-tengah mereka karena yang ada di pikiran mereka adalah bagaimana caranya mereka bisa tampil sempurna.Everyday, I must perfect, mungkin itulah prinsip mereka. Dengan cara berpikir demikian, akhirnya jadilah mereka yang tampil tanpa cacat, wajah mereka cantik dan ganteng, tidak hanya wajahnya enak dilihat saja, tapi juga mulus bak porselen, luar biasa…saya sendiri bingung sekaligus kagum melihatnya. Pakaian yang mereka kenakan juga bergaya ala trend masa kini, ditambah dengan wewangian dari brand-brand ternama, sebutlah Bvlgari, Issey Miyaki, J-lo, Hugo Boss,dsb, yang sering dijadikan identitas bagi mereka. Tidak hanya sebatas fisik saja, dari segi finansial,mereka adalah orang-orang yang terbilang mampu bahkan sangat mampu untuk membeli apapun yang mereka inginkan.Ini terlihat dari gaya hidup mereka yang super wah..,mobil-mobil berkelas,seperti Mercy, BMW, atau Jaguar dipakai mengantar kemanapun mereka pergi, undangan pesta sering mereka datangi, makan pun ditempat-tempat mewah,ya..semua serba mewah.Cck..cck...semua orang, termasuk saya pasti akan berkata bahwa mereka itu sempurna, tidak ada yang kurang dalam diri mereka dan mereka hidup dalam keberuntungan.

Tapi tidak semua orang yang seperti itu mengakui kalau mereka sempurna meskipun opini dan persepsi orang lain terhadapnya mengatakan bahwa ia sempurna. Bahkan, mereka malah merasa tidak sempurna. Kenyataan inilah yang membuktikan, kesempurnaan itu hanya terlihat dari luar dan sangat bersifat duniawi. Orang-orang yang cenderung bersifat perfeksionis malah akan merasa bahwa apapun yang dilakukannya masih kurang atau belum sempurna kendati usaha mereka sudah maksimal dan orang lain menilai itu sempurna. Merasa “kurang” adalah satu cerminan dari berbagai tekanan dan doktrin dalam diri yang berkata “saya harus sempurna”. Kebanyakan, mereka yang perfeksionis “hanya” menginginkan kesempurnaan yang bersifat fana alias duniawi. Penampilan fisik, harta, gaya hidup, kekuasaan, jabatan, dsb menjadi tujuan kesempurnaan bagi mereka. Oleh sebab itu, perasaan “masih kurang”, “belum sempurna”, dan “tidak sempurna” kerap mengahantui si perfeksionis. Tanpa disadari mereka terjebak dalam suatu angan-angan kosong dimana dunia bukanlah suatu tempat yang sempurna.

Semua orang tentu akan berdecak kagum dan iri melihat mereka yang sempurna hidupnya,dalam arti mereka yang mampu mendapatkan semua yang diinginkan dalam dunia ini dan memiliki nasib yang mujur. Karena kekaguman dan rasa iri seperti inilah yang pada akhirnya mengubah pola pikir kita sama seperti mereka, cenderung ingin sempurna dan mendapatkan apa yang kita inginkan padahal kita menyadari bahwa kita tidak sama dengan mereka, dan tidak bisa menjadi sempurna sama dengan yang mereka rasakan.Ada banyak contoh yang terjadi diantara kita, seperti seorang gadis ABG yang tubuhnya gemuk dan kulitnya bisa dibilang gelap merasa fisiknya tidak sempurna dan ingin menjadi sempurna seperti katakanlah Luna Maya, dia melakukan banyak cara diantaranya diet ketat, setiap hari ke salon untuk mencerahkan kulitnya, minum obat pelangsing, dan selalu menggunakan masker dan payung jika keluar rumah. Semua dilakukan agar ia tampil sempurna tapi akhirnya dia tidak bisa merasa sempurna seperti Luna Maya dan dia pun merasa tersiksa dengan apa yang ia jalani. Sah –sah saja memang jika dalam diri kita timbul perasaan ingin terlihat cantik didepan orang lain(apalagi didepan pacar kita) sebagai suatu cara menghargai dan membuat mereka senang tapi jangan katakan pada otak kita, “saya harus sempurna” karena sadarilah,nobody’s perfect.

Di dunia ini, tak ada yang sifatnya sempurna, pasti selalu saja ada yang kurang, pasti selalu ada sisi negatifnya, bahkan orang – orang yang kita anggap sempurna pun merasa bahwa diri mereka tidak sempurna, apapun yang tampak dari luar sempurna,pasti ada celahnya.Lihat saja bagaimana mobil-mobil mewah yang dibuat dengan memiliki fasilitas canggih dan body yang elegan tidak cocok atau tidak nyaman dikendarai di jalanan berlalu lintas padat seperti Jakarta, atau secanggih apapun perangkat gadget yang kita miliki, pasti suatu saat akan mengalami kerusakan dan tidak bisa kita gunakan lagi. Kesempurnaan pada hakikatnya adalah perasaan puas terhadap apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita dan kebahagiaan terhadap apa yang ada dalam diri kita bukan suatu yang terlihat tanpa cacat, bukan suatu yang terlihat tanpa celah, dan bukan suatu yang terlihat tanpa salah. Terimalah diri sendiri dan orang lain apa adanya serta bersyukur bahwa kita tercipta dari Yang Maha Baik dan hidup yang kita jalani berasal dari Yang Maha Sempurna.

Tidak ada komentar: