Senin, 21 Juni 2010

Kapan Yaaa...????Hmmm....

Hari ini,13 Juni 2010,salah satu temanku,Novi,menikah.Aku mengingatnya sebagai teman kecilku yang baik,lucu,dan selalu tampil apa adanya.Bersama Icha,kami bertiga bak satu paket yang tidak bisa dipisahkan.Teringat beribu kisahku dengannya. Indah.Sangat indah. Aku ingat saat bulan puasa tiba,10 tahun lalu.Novi,yang saat itu sudah punya pacar,selalu mengajakku berkeliling naik sepeda hanya untuk melihat rumah pacarnya sehabis sahur.Hampir setiap hari,semasa liburan,kami main bersama dari pagi hingga magrib menjelang.Segala cerita suka dan duka pernah kami lalui bersama, terbingkai dalam satu potret kenangan manis.Tapi,hanya sebentar. 

Waktu terus berputar membawa kami ke masa depan dan perlahan kebersamaan kami kian pudar.Mungkin karena kami terlalu sibuk dengan urusan masing-masing atau begitu banyak peristiwa terjadi.Entah aku yang menjauh dari mereka atau mereka yang menjauhiku atau memang sikonlah yang pisahkan kami.Yang jelas,jadilah kami tak pernah lagi saling sua,khususnya aku dan Novi (karena aku masih tetap dekat dengan Icha).Dimataku,Novi sudah berubah sangat berbeda.Ia memang masih dengan sifatnya yang 'cablak' tapi gaya hidupnya sangat bertolak belakang denganku. Novi kecil bercita-cita menjadi artis dan kini,ia hampir meraihnya.Ditunjang dengan paras cantik tentu saja ia mampu mewujudkan keinginannya itu. Tak hanya itu, dia juga sukses mendapatkan jodoh yang pas dengan impiannya,seorang pria kaya raya berhati baik dan sabar.Semua tentangnya terlihat begitu sempurna dan aku bahagia karenanya.Meski ia seakan 'melupakan' aku dan Icha sebagai sahabat yang pernah begitu dekat dengannya, aku tetap menaruh rasa kagum serta bahagia.  

Novi sudah resmi menjadi seorang istri siang ini.Pun halnya dengan Nita awal bulan lalu dan Cici pertengahan bulan Juli nanti. Oh ya, Nita dan Cici, meski tidak begitu karib dengan Icha dan Novi, pernah menjadi sahabat kental semasa remajaku, terlebih Cici. Ya, karena kami satu sekolah, jadilah kami selalu pergi dan pulang sekolah bersama selama hampir 2 tahun lebih.Tak ubahnya dengan Novi, persahabatan aku dan Cici juga sungguh berkesan.Hingga akhirnya Cici harus pindah ke Bandung, barulah kami benar-benar 'berjarak'.  

Aku kembali bertemu dengannya lewat situs jejaring sosial Facebook beberapa waktu lalu. Di media itulah,Cici bercerita bahwa ia akan menikah bulan depan sehingga total 3 dari 4 sahabat kecilku menikah di waktu yang berdekatan.Sekali lagi,tentu aku merasa begitu bahagia sekaligus 'terkejut'. Terkejut karena ternyata sang waktu berjalan sangat cepat dan telah membawaku pada suatu masa dimana pernikahan adalah sesuatu yang sudah boleh aku wujudkan.Sudah boleh?Ya,sudah boleh menurut prinsipku sendiri yang ingin menikah ketika aku berhasil jadi sarjana dan meraih cita-citaku sebagai reporter.  

Icha?Bagaimana nasib sahabatku yang satu itu?Apakah dia juga akan menikah dalam waktu dekat?Sepertinya belum.Meski kini kami jarang bersua karena kesibukan masing-masing, aku tahu betul siapa Icha, bagaimana kisah cintanya, siapa pacarnya sekarang,dan lain-lain. Boleh dibilang, Icha adalah salah seorang dari sedikitnya orang yang aku percayai sebagai ' sahabat '.  

Kisah tragis perjalanan cintanya hampir mirip dengan kisahku walau harus kuakui kisahnya jauh lebih menyakitkan.Berkali-kali dikhianati membuatnya jatuh dalam keterpurukan. Parahnya, ia hampir tak ingin lagi jatuh cinta alias mati rasa. Pertama kali aku melihatnya frustasi dan menangis sejadi-jadinya ketika ia ditinggal menikah oleh sang kekasih. Ia tiba-tiba mendatangiku sambil memeluk dan menangis histeris. Aku tak lagi melihat keceriaannya selama beberapa waktu setelah kejadian itu. Yah..ternyata cinta memang begitu dahsyat.Bisa melambungkan angan seseorang setinggi langit sekaligus menjatuhkannya ke dasar perut bumi. 

Aku dan Icha merasa begitu senasib. Kami memiliki rasa yang sama akibat trauma menyakitkan yang pernah kami alami. Alhasil, kami jadi sering bersama. Kemana-mana pergi berdua, malam minggu pun kami jalan-jalan menggunakan vespa berdua. Tak peduli apa kata orang tentang kami, yang jelas cinta begitu menyakitkan bagi kami, saat itu. Icha-lah sahabat yang paling mampu memahamiku baik dikala aku sedang senang, sedih, marah, ataupun takut. Chemistry antara aku dan dia sangat kuat sehingga,tak perlu kami sering bertemu seperti dulu pun, kami tetap merasa dekat.  

Icha sekarang baru menjalin kasih lagi dengan seorang pria asal Tangerang. Aku tidak perlu tahu bagaimana detailnya tapi yang aku tahu dia bahagia.Dia, begitu pula aku, tak akan lagi ulangi kesalahan yang sama. Maka wajarlah jika dia sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk menikah. " Aduh da..ntar deh kalau gue udah bener-bener yakin baru gue mau nikah. Sekarang gue masih trauma gara-gara dikasih harapan nikah eh..taunya gagal " kata Icha kala itu. Icha hanya tidak ingin kembali terpuruk dengan harapannya sendiri. Itu aja.  

Lantas bagaimana dengan diriku sendiri?Kapan aku akan menikah?Hmm..pertanyaan yang sulit sekali kujawab. Perkara menikah sejatinya sudah ketentuan Allah yang kuasa. Aku hanya tinggal berikhtiar dan berdoa. Dulu, aku sama sekali tidak memikirkan hal yang satu ini karena kupikir masih terlalu jauh untuk berpikir kesana. Tapi setelah sang waktu membawaku jauh ke depan dengan segala realitas yang ada, aku mulai terbersit untuk mewujudkannya.Ahh..semua orang pasti akan kaget mendengar ucapanku ini "aku mau nikah secepatnya ".Hehehe..siapapun yang mengenalku tentu terheran-heran mendengarnya karena aku,dimata teman-temanku,adalah seorang wanita aneh yang menempatkan menikah sebagai prioritas kesekian jauh dibawah karier.  

Satu hal yang membuatku berubah pikiran untuk menikah muda -selain pengaruh lingkungan- adalah kehadiran pria yang sudah dekat denganku hampir 1,5 tahun terakhir. Aku benar-benar menyerah pada cintanya. He's like a gift from God.Dan aku rela dipersunting olehnya. Entah bagaimana caranya, aku hanya meyakini satu hal : Allah akan beri aku waktu yang tepat untuk bisa menikah. Karena pengetahuanku amat minim maka kuserahkan saja semua kepada Dia Yang Maha Tahu segalanya. Yang jelas, aku juga ingin segera menikah untuk menyempurnakan agamaku. Tuhanku, kabulkanlah lagi 1 pintaku itu. Please.. (mupeng.com juga ceritanyaaa..hehe..)


Tidak ada komentar: