Sudah sejak 2 hari ini (9-10 November 2010), Jakarta dibuat semakin sibuk dengan kedatangan Barrack Obama, Presiden Amerika Serikat ke-44 yang menghabiskan masa kecilnya di Menteng Dalam, Jakarta Pusat. Tak pelak, kemacetan berlipat ganda pun harus dialami warga ibukota akibat penutupan sementara beberapa ruas jalan yang dilewati oleh Obama beserta rombongan.Namanya juga tamu negara, tentunya wajib dihormati. Tamu negara yang satu ini sungguh unik karena merupakan Presiden Amerika Serikat pertama keturunan Afro-Amerika dan pernah tinggal serta menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Sangat istimewa, bukan?
Saking istimewanya, pemberitaan tentang bencana Wasior, Mentawai, dan Merapi yang akhir-akhir ini meramaikan headline media massa mendadak tenggelam digantikan dengan cerita kunjungan Obama ke negeri ini (padahal cuma 19 jam doang,loh). Pejabat-pejabat tinggi negara juga tak kalah heboh karena asyik menghadiri jamuan makan malam bersamanya. Bahkan, kayak kena amnesia sesaat terhadap ketiga bencana itu. Belum lagi aksinya Bu Mega yang secara tak terduga, hadir dalam acara jamuan makan malam tersebut. Si Ibu fans beratnya Obama, kali ya?Hehehe..
Nah, dari sekian banyak cerita istimewa dibalik kedatangannya itu, ada satu sisi menarik (paling menarik menurutku) ketika beliau menyampaikan kuliah umum di Balairiung UI seusai mengunjungi Mesjid Istiqlal, pagi tadi.
Obama memulai kuliah umum tepat pukul.09.30, lebih cepat 15 menit dari jadwal semula. Dia mengawalinya dengan senyum dan sapaan lewat bahasa Indonesia yang fasih, “ Selamat Pagi. Assalamualaikum.Salam sejahtera.Pulang Kampung, nih “ . Sontak saja seisi Balairiung UI yang dipenuhi sekitar 6.000 peserta itu riuh ramai dibuatnya. Belum selesai keriuhan mereda, ia kembali mengucapkan sebuah kalimat, “ Indonesia bagian dari diri saya “. Bisa anda bayangkan sendiri betapa bergemanya seisi Balairiung UI mendengar kalimatnya itu.
Walaupun terdengar singkat, sebuah kedekatan personal mampu diciptakan Obama di hadapan jutaan pasang mata rakyat Indonesia yang menonton pidatonya. “ Indonesia bagian dari diri saya “ secara eksplisit bermakna bahwa nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan keberagaman yang ada di Indonesia sangat membekas dalam dirinya. Ia ada dan tumbuh bersama Indonesia, merangkul ratusan juta rakyat Indonesia untuk maju membangun Indonesia yang lebih baik. Sungguh kalimat yang menyejukkan hati dan manis dinikmati.Bangga sekali mendengarnya. Eh, tapi ente nggak lagi nge-gombal kan, Om Obama?
Itu baru salam pembuka-nya saja. Masuk ke inti pidato, Obama semakin memukau dengan berkali-kali menyebut ‘Pancasila’ dan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ sebagai suatu landasan yang patut dicontoh oleh dunia. Dia menekankan betapa demokrasi mampu menyatukan keberagaman yang ada di Indonesia. Dia datang membawa harapan baru bagi Indonesia tentang pembangunan, perdamaian, persatuan, dan toleransi antar umat beragama. Secara garis besar, beginilah bunyi janjinya : mempererat hubungan diplomatis antar kedua negara dan memperkuat hubungan kemitraan antar keduanya dalam segala bidang. Janji itu disampaikan penuh semangat dan optimistis.
Wajar saja jika ribuan peserta yang hadir seakan tersihir oleh spirit Obama yang bak angin surga itu. Apalagi saat Obama melanggar aturan Secret Service (paspampres-nya Amerika) untuk turun panggung dan menyalami peserta yang ada di barisan depan. Dia semakin mencuri hati jutaan rakyat Indonesia yang terbengong-bengong menyaksikan aksi langka tersebut.Yah..sebelumnya di Indonesia mana ada sih Presiden Amerika yang mau repot-repot salaman selama 5 menit sama peserta kuliah umumnya, ya kan? Salut deh.
Kini, setelah Air Force One membawa Obama pergi meninggalkan Indonesia siang tadi, rakyat tinggal menunggu realisasi janji-janji Obama yang dituangkannya dalam ‘comprehensive partnership’. Tak perlu banyak memaknai kunjungannya ke Mesjid Istiqlal dan sikapnya saat memberikan kuliah umum di UI. Doakan saja semoga itu memang tulus dari hati seorang Obama, anak Menteng yang kembali ke Indonesia sebagai Presiden Amerika Serikat, negara adidaya yang kebijakan pemerintahannya, terutama terhadap negara-negara muslim Timur Tengah, kontroversial. Jangan banyak berprasangka buruk dulu gara-gara cuma sehari doang mampir kesini. Berbaik sangka-lah terhadapnya. Cobalah percaya “ Indonesia bagian dari diri saya “.Dia berhak menjadi kesan tersendiri di hati rakyat Indonesia yang tiba-tiba terkena virus Obamania. Dan virus ini tentu akan lebih ganas lagi jika ia datang kembali membawa bukti nyata, bukan janji-janji semata, apalagi angin surga belaka.Mari kita berdoa bersama.